FOTO: Siswa MIN 2 Madiun memainkan permainan SEMAI dalam sosialisasi SPAK (foto : DWP Kemenag Madiun)

Bila bukan ibu yang mengajarkan pentingnya nilai kejujuran kepada anak-anak sejak dini, lantas siapa lagi. Ini pernyataan Lailatul Arofah, perempuan yang selama satu setengah tahun terakhir ini menjadi pendorong gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.

Kesadaran menanamkan kejujuran pada anak-anak sejak dini, yang kemudian menjadi latar belakang Laila bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Provinsi Jawa Timur mencanangkan program “SPAK Masuk Madrasah".

Menurutnya, 38 Kota dan Kabupaten yang ada di Jawa Timur pasti memiliki madrasah. "Madrasah di Jawa Timur itu ribuan mbak. Ini potensi besar bagi kita untuk mulai menanamkan nilai-nilai anti korupsi bagi mereka sejak dini," tutur Laila saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/10).

Perkenalan Laila dengan gerakan SPAK dimulai sejak satu setengah tahun lalu. "Saat itu Bapak (suami Laila) dilantik menjadi Kakanwil Kemenag Jatim. Dari sana, saya mulai mengikuti kegiatan Dharmawanita Persatuan Kanwil Kemenag Jatim. Kebetulan waktu itu di Jatim baru dilakukan pembentukan agen SPAK untuk seluruh kabupaten kota," kisah Laila.

Di awal kepemimpinannya, Laila menuturkan gerakan SPAK yang ada di Kemenag Jatim baru dilakukan di kantor Kemenag Kota, dan Kantor Urusan Agama. Melalui para penyuluh agama di KUA, SPAK diharapkan dapat tersosialisasi ke pengajian-pengajian.

Tapi kemudian Laila melihat potensi yang lebih besar untuk memasukkan gerakan ini. "Kemenag itu Kementerian yang punya perpanjangan tangan sampai akar rumput toh.. Nah paling besar itu ya madrasah. Maka madrasah harus jadi sasaran gerakan ini," ujar Laila.

Berdasarkan data Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, terdapat 19.383 lembaga madrasah mulai dari Raudhatul Athfal (RA) hingga tingkat Madrasah Aliyah (MA) se-Jawa Timur. Di dalamnya, terdapat 2.152.563 siswa yang berusia mulai lima hingga 18 tahun.

Meskipun seruan untuk melakukan gerakan SPAK Masuk Madrasah telah disampaikan Laila sejak Rapat Kerja DWP Kemenag Jatim pada awal tahun 2018, ternyata hingga pertengahan tahun belum tampak gerakan yang signifikan. “Setelah saya telusuri penyebabnya adalah keterbatasan alat peraga SPAK,” kata Laila.

Untuk mengatasi hal tersebut,maka DWP Jawa Timur pun melakukan penggandaan  alat peraga. “Tahap pertama sudah kami gandakan 100 paket alat peraga Majo, Majo Junior, dan Semai. Setelah alat peraga ini dibagikan, ibu-ibu DWP dari seluruh kabupaten kota mulai bergerak mba,”imbuhnya.

Untuk meningkatkan sosialisasi, Laila menuturkan sejak awal Agustus, DWP Kemenag Jatim mengimbau  bahwa akan diadakan penilaian kegiatan sosialisasi SPAK. “Nanti pemenangnya akan diumumkan ketika Hari Amal Bhakti Kemenag Januari mendatang. Terbukti ini efektif, saat ini sosialisasi sedang masif dilakukan di Jawa Timur,” ujar Laila.

Salah satu daerah yang cukup masif melakukan sosialisasi adalah Kabupaten Madiun . “Madiun begitu kita sampaikan di awal bulan Agustus, mereka langsung membuat lomba sendiri. Di sana lomba  sosialisasi SPAK ini dilakukan empat bulan. Mulai dari Agustus – November 2018,” jelas Laila.

Ketua DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Madiun, Nurul Wahidah menyampaikan hal senada. “Kami langsung bergerak mba. Kami membentuk Agen SPAK di Satker dan KUA untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan Sosialisasi SPAK sampai ke lapisan paling bawah. Kami juga memotivasi Satker dan KUA untuk segera mensosialisasikan SPAK dengan cara mengadakan lomba Sosialisasi SPAK mulai bulan Agustus – November 2018. Waktunya panjang,” tutur Nurul Wahidah

Nurul Wahidah mengatakan, bahwa di Kankemenag Kabupaten Madiun ada  300 Agen SPAK. Agen ini terdiri dari  anggota DWP, Pengawas, Kamad, Guru, Pegawai dan Penyuluh Agama Islam untuk melakukan sosialisasi ke seluruh satuan kerja dan masyarakat di Kabupaten Madiun . “Ada 15 KUA dan 20 Madrasah Negeri. Agen kita semua anggota DWP,” imbuh Nurul Wahidah.

Tak disangka, para anggota DWP  Kankemenag Kabupaten Madiun yang  telah mendapatkan pembekalan dari Agen SPAK Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur memiliki gerakan cukup masif untuk mensosialisasikan SPAK. Dalam satu hari, Nurul mengaku mendapat laporan pelaksanaan sosialisasi SPAK minimal 15  hingga 25  lokasi yang menjadi tempat sosialisasi. Seluruh kegiatan tesebut, didokumentasikan pada akun fan page facebook DWP Kankemenag Kabupaten Madiun : https://www.facebook.com/dwp.kemenagmadiun.9

ereka ternyata tidak hanya melakukan sosialisasi ke Madrasah saja. Agen - Agen SPAK dengan semangat luar biasa memanfaatkan peluang yang ada di komunitas-komunitas  masyarakat untuk bisa masuk memberikan Sosialisasi SPAK,” sambung Nurul.

 Para agen SPAK Kemenag Madiun mengemas Sosialisasi SPAK dengan kreatif. Tujuannya, agar  sosialisasi yang dilakukan sebagai media pendidikan anti korupsi dapat disajikan dengan menarik dan  materi bisa diterima oleh peserta secara maksimal. “Pesertanya mulai dari ASN, DWP,  siswa, Mahasiswa, PKK, Persit, kelompok pengajian,  kompok yasinan,  ibu-ibu sanggar senam, Kader Posyandu, Kelompok Tani, kelompok peternak,  dan sebagainya.  Malah kemarin ada yang sosialisasi SPAK di tengah sawah,” kisah Nurul Wahidah.

"Tiada hari tanpa Sosialisasi SPAK" itulah yang dilakukan Agen-Agen SPAK Kabupaten Madiun. “Tidak mengenal hari dan tidak mengenal waktu, mulai hari Senin sampai Minggu, mulai pagi sampai malam Sosialisasi SPAK terus dilaksanakan,” imbuh Nurul Wahidah.

Dengan motto yang dimiliki agen SPAK Kemenag Madiun , maka tak heran mulai bulan Agustus hingga tanggal 16 Oktober 2018, tercatat telah 630 kali sosialisasi SPAK dilakukan oleh agen dari DWP Kemenag Madiun.

Untuk mengapresiasi usaha yang telah dilakukan oleh Agen SPAK Kankemenag Kabupaten Madiun, maka akan diberikan penghargaan pada saat peringatan Hari Amal Bhakti di Kankemenag Kabupaten Madiun, Januari 2019 mendatang. “Kami akan memberikan penilaian dari kreativitas serta banyaknya lokasi yang jadi target sosialisasi,” tegas Nurul Wahidah. 

Hal ini juga mendapat apresiasi dari Pembina DWP Kemenag RI Trisna Willy Lukman Hakim. “Saya mengapresiasi masifnya kegiatan SPAK di Jawa Timur. Saya berharap agen SPAK Jawa Timur, beserta Ibu Laila dan Ibu Nurul terus semangat menebarkan virus-virus kejujuran,” ujar Trisna Willy.

Trisna Willy pun berharap hal ini dapat dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. “Bisa dibayangkan jika di semua provinsi menjalankan satu program, ‘SPAK Masuk Madrasah’ saja. Berapa ribu siswa madrasah yang terkena virus-virus anti korupsi dan nilai-nilai kejujuran,” kata Willy yang juga rutin memantau gerakan SPAK Kemenag se-Indonesia.